Halo, WeFriend! Pernahkah kamu dan tim stuck dalam mengerjakan suatu project? Atau bahkan stuck berkali-kali?
Beruntungnya, ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Tentunya, kamu dan tim ingin sekali menemukan solusi yang cepat, efektif, dan efisien, bukan? Maka dari itu, WeShare akan memperkenalkan Scrum Project Management sebagai solusi yang cepat, efektif, dan efisien dalam pengerjaan project .
Scrum Project Management adalah metode yang menyediakan perencanaan untuk mengendalikan ruang lingkup project dan memastikan project yang dibuat tetap sesuai jadwal. Bahkan, perusahaan sekelas Google, Amazon, Microsoft, dan Adobe telah menerapkan metode inidalam project-nya.
Penasaran? WeShare telah menyiapkan berbagai informasi di bawah ini.
Pengertian Metode Scrum
Scrum merupakan kerangka kerja dari metode Agile untuk mencari solusi atas masalah-masalah kompleks serta adaptif terhadap kebutuhan customer. Scrum merupakan metode iteratif tentang bagaimana cara mengelola dan menjalankan suatu project. Karena bersifat iteratif, selama berjalannya proses pengerjaan project, semua pihak termasuk customer dapat memberikan feedback serta koreksi.
Scrum dapat digunakan untuk mengelola dan menjalankan berbagai jenis project. Sehingga dengan pengunaan kerangka kerja ini, diharapkan project menjadi lebih produktif serta kreatif. Serta, menghasilkan produk lebih cepat dan memiliki kualitas yang tinggi.
Agile sendiri adalah seperangkat “metode dan praktik berdasarkan nilai dan prinsip yang diungkapkan dalam “Agile Manifesto” yang mencakup hal-hal seperti kolaborasi, pengorganisasian, dan tim yang lintas fungsional. Secara sederhana, Scrum adalah kerangka kerja yang digunakan untuk mengimplementasikan pengembangan Agile.
Sejarah Metode Scrum
Scrum diperkenalkan pertama kali pada tahun 1986 oleh Hirotaka Takeuchi dan Ikujiro Nonaka dalam sebuah artikel di The Harvard Business Review yang berjudul “The New New Product Development Game”. Dimana, Takeuchi dan Nonaka melakukan survey terhadap beberapa perusahaan di Jepang seperti Fuji Xerox, Canon, 3M, dan Honda.
Survei dilakukan untuk melihat bagaimana perusahaan-perusahaan tersebut dapat membuat produk baru dengan kualitas produk yang sangat bagus secara sukses. Takeuchi dan Nonaka menemukan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan pendekatan yang sama dalam mengembangkan produknya. Pendekatan tersebut kemudian dinamakan dengan metode Scrum.
Pada tahun 1993, Jeff Sutherland, John Scumniotales, dan Jeff McKenna menggunakan metode Scrum dalam pengembangan software di Easel Corp. Kemudian, pada tahun 1995, Ken Schwaber dan Sutherland berkolaborasi dengan beberapa orang untuk menggunakan metode tersebut pada object management group yang diformulasikan dan dipresentasikan judul paper “Scrum Development Process”.
Dengan menggunakan metode Scrum, kamu bisa mengelola segala macam project mulai dari pembuatan software, website, hardware, marketing, hingga event planning.

Cara Kerja Metode Scrum
Jadi, bagaimana cara kerjanya? Simak penjelasan berikut!
1. Menentukan Anggota Tim
Tahapan awal dalam memulai penerapan metode Scrum adalah dengan menentukan anggota tim yang memiliki kombinasi kompetensi yang dibutuhkan. Jumlah anggota tim yang efektif dan efisien adalah 5-10 orang. Semua anggota bertanggung jawab untuk memastikan bahwa mereka akan memproduksi produk yang bisa dipresentasikan di akhir setiap sprint.
2. Menentukan Peran Anggota Tim
Tim dapat bekerja secara maksimal apabila memiliki struktur dan peran masing-masing. Hal ini agar tidak terjadi tumpang tindih peran dan project dapat digarap dengan efektif dan efisien.
Peran pada metode Scrum antara lain:
- Scrum Master
Scrum Master berfungsi memfasilitasi dan memastikan tim telah memahami proses scrum. Membimbing tim dan memberikan fasilitas untuk meningkatkan kemampuan anggota tim yang diperlukan dalam project. Selain itu, ia berkoordinasi dengan Product Owner guna memaksimalkan produk dan ROI (Return Of Investment).
Apabila terjadi hambatan secara umum dalam proses pengerjaan project, Scrum Master berperan aktif dalam mengatasi hal tersebut. Bahkan, ketika terjadi konflik Scrum Master bertugas memfasilitasi diskusi tim guna menyelesaikan konflik yang terjadi.
- Product Owner
Product Owner merupakan individu yang akan menentukan dan memaksimalkan nilai bisnis. Kemudian, bertanggung jawab bahwa list fitur produk (product backlog) telah dirancang dengan baik. Product Owner memiliki visi tentang apa yang ingin dibuat dan menyampaikan visi tersebut kepada tim Scrum.
- Development Team
Development Team adalah tim yang bisa mengatur pekerjaan mereka sendiri dan merupakan sebuah tim yang lintas fungsional. Terdiri dari beberapa individu dengan kemampuan tertentu dalam menjalankan project. Mereka memiliki tanggung jawab yang sama untuk menyelesaikan project seefektif dan seefisien mungkin. Member tim akan melakukan analisis, implementasi, perancangan, pengujian, dan lain-lain.
3. Menentukan Waktu Pengerjaan
Dalam Project Management Scrum terdapat istilah Sprint. Sprint merupakan serangkaian tugas atau pekerjaan untuk menyelesaikan suatu masalah, baik dalam pembuatan dan pengembangan suatu produk.
Waktu sprint biasanya berlangsung antara 1 hingga 4 minggu.
4. Pengumpulan Berbagai Masalah
Proses pengumpulan berbagai hal yang ada di lapangan. Hal ini disebut sebagai backlog. Backlog atau permasalahan dikumpulkan dan dibuat prioritas pengerjaannya.
5. Memulai Sprint
Setelah semua langkah dijalankan, maka sprint dapat dilaksanakan. Tahapan sprint adalah sebagai berikut:
- Pertama, Sprint planning: perencanaan pengerjaan project. Hal-hal yang perlu dibahas pada sprint planning adalah tujuan sprint, penentuan product backlog yang akan dikerjakan, cara menyelesaikan product backlog, dan estimasi waktu pengerjaan satu product backlog.
- Kedua, Sprint execution: eksekusi dari perencanaan yang telah dibuat.
- Ketiga, Sprint review: pada sprint review, hal-hal yang akan dibahas berupa demo pekerjaan yang telah selesai, me-review product backlog yang sudah selesai dalam satu sprint, juga penjelasan apa yang sudah selesai dan apa yang belum selesai dari Product Owner.
- Keempat, Sprint retrospective: evaluasi proses kerja. Pada sprint retrospective akan dibahas 3 hal penting, yaitu: 1) Apa saja yang berjalan baik? 2) Apa yang perlu diperbaiki? 3) Bagaimana cara untuk memperbaiki hal yang masih kurang tersebut?
Begitulah penjelasan tentang Scrum Project Management, WeFriend! Semoga artikel ini dapat membantu WeFriend untuk terus tumbuh dan berkembang.
Penulis:
Widya Ayu – Passionate writer and social media specialist who have a commitment to always learn and develop herself
Malik Kurnia – I believe great work comes from building great relationships